MERATA.NET – Melindungi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, terutama terkait dengan penyakit yang menyebabkan kecacatan dan mengancam nyawa seperti polio, sangatlah penting untuk dilakukan.
Demikian salah satu saran yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Kepala Satuan Tugas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Polio pada umumnya berdampak pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan dan tidak dapat dipulihkan dalam hitungan hari.
Satu dari 200 infeksi akan menyebabkan kelumpuhan permanen, dan 5-10% dari mereka yang lumpuh dapat meninggal ketika otot pernapasan mereka menjadi tidak bergerak.
Pada tanggal 4 Januari 2024, Pemerintah Indonesia mengkonfirmasi tiga kasus baru cVDPV2 di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan gejala kelumpuhan pada bulan November dan Desember 2023.
Hal ini menjadi semakin penting bagi para orang tua untuk segera memberikan vaksinasi Polio untuk buah hatinya.
Untuk semua negara yang menggunakan vaksin polio oral (OPV) dalam program imunisasi nasionalnya, WHO merekomendasikan 3 dosis OPV bivalen (bOPV) dan 2 dosis vaksin polio tidak aktif (IPV) untuk dapat diberikan.
Di Indonesia, pemerintah sedang menyuarakan kampanye imunisasi nasional dengan dosis kedua IPV sebagai bentuk perlindungan optimal bagi anak-anak di Indonesia terhadap polio.
Dengan sebagian besar negara telah dinyatakan bebas polio, kunci untuk mempertahankannya adalah dengan menjaga tingkat kekebalan tubuh – tidak hanya pada orang dewasa dan anak-anak yang sebelumnya telah divaksinasi polio, tetapi juga pada anak-anak yang baru lahir – melalui imunisasi anak secara rutin dengan IPV.
Maka dari itu, untuk mempertahankan status bebas polio negara dan memastikan cakupan imunisasi polio yang lebih luas, seluruh lapisan masyarakat dapat berkontribusi, antara lain dengan cara berikut ini:
Orang tua segera mengimunisasi anak-anak dan berbicara dengan dokter untuk mendapatkan informasi berbasis bukti.
Dokter mendukung orang tua dan pengasuh untuk mengimunisasi anak-anak.
Pemimpin masyarakat, pemimpin agama, dan anggota masyarakat lainnya memastikan berbagi informasi tentang polio dan vaksin dengan bertanggung jawab dan akurat. (*)