JAKARTA, Merata.Net – Cacar monyet (monkeypox) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok yang serupa dengan penyakit cacar. Penyakit ini sebenarnya telah ditemukan oleh para ilmuwan sejak tahun 1958.
Cacar monyet sering ditemukan di negara Afrika Tengah dan Afrika Barat, tetapi belakangan ini penyakit ini kembali merebak di beberapa negara di luar Afrika.
Penyakit cacar monyet adalah penyakit menular dan penularan bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Penularan tidak hanya terjadi dari primata ke manusia, tetapi juga bisa menular melalui paparan hewan lain, seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi.
Di Indonesia, kasus cacar monyet pertama kali muncul pada 20 Agustus 2022. Kemudian, pada 13 Oktober 2023, pemerintah kembali melaporkan kasus cacar monyet.
Menurut data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, pada konferensi pers 26 Oktober 2023, kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia hingga tanggal tersebut, terdeteksi sebanyak sebanyak 14 kasus.
Dari karakteristik dari 14 kasus konfirmasi tersebut, paling banyak berusia 25-29 tahun sebanyak 64 persen. Sisanya usia 30-39 tahun sebanyak 36 persen.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan selain 14 kasus terkonfirmasi, terdapat dua kasus probable atau memiliki gejala dan kontak dengan pengidap cacar monyet tetapi saat ini sudah sembuh.
Kemudian, terdapat sembilan kasus suspek yang sudah melakukan pengambilan uji sampel, dan saat ini tinggal menunggu hasil pemeriksaan.
Sementara itu, pada kasus secara global, mulai dari 21 Januari 2022 hingga 30 September 2023, cacar monyet terkonfirmasi sebanyak 91.123 kasus.
Total kematian secara global mencapai 157, dengan total negara yang terpapar sebanyak 115 negara. Negara yang melaporkan kasus cacar monyet terbanyak adalah Amerika Serikat.
Namun, terjadi peningkatan kasus cacar monyet pada Regional South East Asia Region (SEARO) sejak April 2023 dengan negara pelaporan tertinggi, yaitu Thailand.
Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang terjadi akibat infeksi virus Monkeypox. Virus cacar monyet merupakan bagian dari Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Para ilmuwan pertama kali mendeteksi penyakit ini akibat adanya wabah yang berasal dari monyet yang digunakan untuk penelitian. Untuk itu, penyakit ini dikenal sebagai cacar monyet.
Penyakit ini tidak hanya bisa ditularkan melalui monyet. Beberapa hewan pengerat seperti tikus dan tupai juga bisa terinfeksi penyakit ini dan menularkannya kepada manusia.
Kondisi cacar ini juga bisa ditularkan dari manusia ke manusia meskipun risikonya cukup kecil.
Ada berbagai faktor risiko yang bisa memicu seseorang mengalami infeksi virus yang menyebabkan cacar monyet, seperti:
1. Melakukan kontak langsung atau mengonsumsi produk olahan dari hewan yang terinfeksi
Virus dapat menyebar ke manusia melalui luka yang terbuka dari gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi.
Selain itu, mengonsumsi daging yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit ini.
2. Melakukan kontak langsung dengan pengidap cacar monyet
Virus cacar monyet ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pengidapnya. Contohnya seperti melalui air liur yang masuk ke dalam mata, hidung, hingga mulut.
Namun, perlu diingat, penularan dari manusia ke manusia membutuhkan waktu lama dan kontak yang cukup intens. Itulah alasan penyakit ini cukup jarang terjadi antar manusia.
Dilansir Antaranews Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut fatalitas kasus cacar monyet atau Monkey pox (Mpox) di Indonesia rendah dan masih terkendali.
“Di Indonesia kasusnya lebih banyak varian clade IIB, ini bisa diobati dan tingkat fatalitasnya kecil sekali, semua yang sakit di Indonesia sembuh, jadi enggak usah khawatir, apalagi kalau dari cacar, itu kan sudah ada vaksin ya,” ujar Menkes Budi saat ditemui usai acara peluncuran laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas) di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
“Di Indonesia sendiri tahun 2024 mungkin ada sekitar 12-14 kasus dan belum ada lagi akhir-akhir ini. Kemarin ada satu, masih potensi, tetapi sekarang sedang dicek apakah itu benar-benar Mpox karena kemarin ada empat, tetapi tiga ternyata negatif, yang satu ini sedang dicek di lab,” ujarnya. (*)