MAKASSAR, MERATA.NET- Meskipun diguyur hujan, sejumlah mahasiswa yang merupakan kader Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) tetap melakukan aksi unjuk rasa di pertigaan Jl AP Pettarani- Hertasning. Kamis, (20/01/2022)
Mereka berorasi secara bergantian dengan membawa beberapa petaka aksi yang menuntut terkait sempitnya ruang berekspresi di negara demokrasi.
Menurutnya, belakangan ini indeks demokrasi negara Indonesia menurun. Terbukti dengan kian banyaknya kasus pembungkaman terhadap orang-orang yang melakukan kritikan terhadap pemerintah.
Banggulung selaku jenderal lapangan aksi mengatakan bahwa, akhir akhir ini fenomena yang terjadi di negara kesatuan Indonesia marak terjadi seperti pembubaran dan penangkapan sewenang-wenang terhadap peserta aksi demonstrasi.
“Penanganan kasus kekerasan seksual yang tidak berpihak pada korban, situasi papua yang tak kunjung selesai Ditambah lagi dengan situasi pandemi yang selalu melahirkan mutasi-mutasi mutakhir sehingga nyawa kita selalu terancam setiap hari,” Ujarnya melalui pengeras suara.
Selain itu, pemerintah malah tampil menunjukkan kuasanya dengan mengkriminaliasai bebrapa Aktivis atas pendapat yang ditujukan untuk menyeimbangkan diskursus Negara.
Hal-hal yang sedang dialami mereka tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada kita. Kriminalisasi tersebut adalah bentuk nyata dari makin sempitnya ruang berekspresi untuk menyampaikan kritik atau gagasan atas kebijakan serta kinerja pejabat pemerintahan. Apalagi ditambah dengan ancaman yang ada makin membuat situasinya demokrasi kita terpuruk.
“Pada situasi seperti ini, kita Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) merasa perlu terlibat didalam perbaikan Demokrasi guna mengingatkan pada Negara bahwa kebebasan warga negara adalah bagian inti dari Demokrasi yang sudah semestinya dijamin”. Tegas Banggulung dalam orasinya
Aksi tersebut berlangsung selama dua jam lebih yang mengakibatkan arus lalu lintas macet. (*)