MAKASSAR, MERATA.NET- Harga daging sapi di Pasar Terong Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) masih normal.
“Harga daging (sapi) stabil, Alhamdulillah tidak ada kenaikan,” kata Rahman salah satu penjual daging sapi di Pasar Terong Makassar saat di temui, Jumat (24/12/2021).
Rahman menyatakan harga daging sapi lokal di Pasar Terong mulai Rp 110 hingga Rp 120 ribu per kg. Sedangkan harga daging sapi impor kisaran Rp 95 sampai 100 ribu per kg. Jadi harga daging sapi lokal tetap stabil yang naik cuman daging sapi impor.
“Cuman kalau daging sapi impor memang ada kenaikan sedikit biasanya kita jual 85 per kg sekarang 95 per kg ada kenaikan sedikit karena stok barang yang kurang,” ucapnya.
Pria 55 tahun ini mengaku biasanya jelang Nataru harga daging sapi lokal naik. Namun itu tergantung pasokan yang masuk.
“Tergantung dari stok barang di rumah pemotongan hewan (RPH), terus daging sapi impor kalau stoknya banyak yah naik (harga daging sapi lokalnya),” pungkasnya.
Dalam sehari, Rahman mengaku mampu menjual daging sapi lokal dan impor sekitar 500 kg. Namun jika pembeli ramai bisa menjual di atas 500 kg perhari. Apalagi ia tak hanya menjual daging sapi di Pasar Terong tapi ia juga merupakan supplier rumah makan, hotel dan catering.
“Rata-rata begitu (sehari 500 kg) jadi kita juga harus standby juga barang (stok daging) di freezer karena terkadang tiba-tiba ada teleponnya mau barang (daging) kita langsung antar,” jelasnya.
Saat ini kata dia, pembeli agak mengalami kenaikan sekitar 25 persen dari biasanya dan daging sapi yang ia jual merupakan satu bagian dari satu ekor sapi. Serta ia juga memiliki langganan tetap, menurutnya jika tidak ada langganan maka akan setengah mati memasarkan daging sapinya.
“Biar kaki (sapi), konro, iga ada semua. Biasanya paling banyak dicari daging has, biasanya yang beli ibu rumah tangga atau yang mau hajatan termasuk penjual coto langganan tiap hari biasa ada yang ambil 30 kg,” terangnya.
Meski demikian, ia berharap kalau bisa stok daging sapi lokal disiapkan lebih banyak lagi tak hanya itu, demi memperlancar dagangannya ia juga meminta kepada pihak pemerintah untuk mengeluarkan izin sertifikat halalnya.
Sebab kata dia, itu yang menjadi kendala memasarkan daging sapinya di perhotelan atau rumah makan karena kadang ada pihak hotel atau rumah makan selalu menanyakan soal sertifikat halalnya karena selama ini tidak ada sertifikat halal di RPH.
“Karena biasa juga ada pihak hotel yang minta jadi terpaksa kita cerita langsung dengan pihak hotel kalau biasanya dari RPH belum terbit. Dulu ada (sertifikat halal) sekarang tidak ada,” tutupnya. (Dar)