MAKASSAR, Merata.Net – Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar merilis data sementara, sebanyak 10 korban jiwa dan dua orang masih dalam pencarian akibat dampak bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu.
Kepala Basarnas Makassar, Mexianus Bekabel mengatakan, saat ini tim SAR gabungan fokus mencari dua orang yang hanyut.
“Pencarian di dua desa yaitu Desa Poringan dan Desa Kaili yang merupakan titik hilangnya korba,” ujarnya.
Mexianus menambahkan bahwa pihaknya membentuk lima tim Search and Rescue Unit (SRU). SRU 1 melakukan asesmen dengan drone, SRU 2 menyisir sungai yang berada di belakang rumah korban, selanjutnya SRU 3 melakukan penyisiran secara infantri pada kori dan kanan Sungai Suli.
Selanjutnya, SRU 4 melakukan pencarian disekitar titik longsor yang berada dekat rumah korban, dan SRU 5 mencari dengan perahu karet di Sungai Suli.
Adapun dari data sementara korban terdampak banjir dan tanah longsor telah mencapai 10 orang dinyatakan meninggal dunia, masing-masing yakni Rumpak (97), Jatima (55), Rima (84), Muh Misdar (29), Mawi (57) Sukma (9), Kapila (84), Ambo Accung, Nadira (40), Sunarti (40).
Sementara korban yang saat ini dalam pencarian tim SAR Gabungan dengan menyusuri sungai diduga terbawa arus saat banjir bandang pada Jumat 3 Mei 2024 itu yakni Mutmita (5) dan Ulfiana (8).
Kejadian banjir dan tanah longsor tersebut terjadi pada Jumat (3/5/2024) pukul 01.17 Wita.
Sebanyak 13 kecamatan di Kabupaten Luwu terdampak banjir dan longsor.
Ketiga belas kecamatan itu adalah Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa, dan Kecamatan Belopa Utara. Dilaporkan ketinggian muka air terpantau 1-3 meter.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (4/5) pukul 06.00 WIB, sebanyak 1.385 keluarga terdampak dan 115 jiwa mengungsi di beberapa masjid dan rumah kerabat. (*)