MAKASSAR, MERATA.NET -Universitas Islam Makassar (UIM) kembali mewisuda sebanyak 682 sarjana pada Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Periode I 2021/2022 Wisuda Sarjana dan Pascasarjana.
Pelaksanaan wisuda sarjana dan pascasarjana yang diselenggarakan dengan mematuhi protokol kesehatan itu di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM, Senin (27/12/2021).
Rektor UIM Dr Ir Hj A Majdah M Zain MSi dalam sambutannya berpesan agar para wisudawan membekali diri dengan kecerdasan emosi dan sosial yang merupakan 80 persen penentu kesuksesan di dunia kerja.
Diungkapkan pula bahwa UIM saat ini sudah 94 persen program studinya berakreditasi B. Tinggal 2 prodi yang C. “Tahun depan insyallah sudah B semua dan akan terus kita ikhtiarkan untuk raih akreditasi unggul,” harapnya.
Capaian lainnya yang disampaikan Majdah, bahwa UIM berada di posisi 9 besar perguruan tinggi pelaksana terbaik program MBKM dan nomor 2 pada lemeringkatan mahasiswa di wilayah LLDIKTI IX.
“UIM akan terus berkembang dan siap menghadapi apapun tantangan kebijakan pendidikan nasional diantaranya rencana merger bagi 4000an perguruan tinggi menjadi 2000an perguruan tinggi saja. UIM siap terima perguruan tinggi yang akan bergabung,” ujarnya.
Untuk menghadapi perkembangan dan perubahan tersebut, ungkapnya, UIM juga akan melakukan transformasi tata kelola perguruan tinggi dengab penerapan KPI (key performance index/indicator).
Ditambahkannya, seiring pandemi covid-19 masih terus perlu kewaspadaan yang sangat tinggi dari kita semua, seolah tidak permah akan berhenti sehingga standar protokol kesehatan menjadi sangat penting tetap diperhatikan dalam kegiatan akademik di UIM.
Namun demikian, ujarnya, cobaan Allah SWT berupa covid-19 ini menjadi pendorong yang sangat kuat dan memaksa kita semua untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi, khususnya teknologi informasi yang serba digital.
“UIM sebagai perguruan tinggi dengan visi, misi dan tujuan yang berorientasi pada kepentingan bangsa dalam rangka mencerdaskan generasi muda melalui Pendidikan formal jenjang strata satu dan program magister telah berupaya mengikuti dengan baik perkembangan tersebut,” ucapnya.
Antara lain rincinya, UIM telah memiliki sistem yang berbasis digital melalui smartcampus. “Melalui sistem tersebut seluruh Tri Dharma Perguruan Tinggi terekam dengan baik, pendidikan, pengajaran, maupun penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Ketua Bidang Hubungan Antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel tersebut.
Ia memastikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi smartcamus di UIM menunjukkan kemajuan dan capaian luar biasa dan akan terus ditingkatkan dan disempurnakan.
Capaian yang diraih oleh UIM bukan hanya itu, Bendahara ICMI Sulsel itu juga menjelaskan kemajuan UIM juga pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana dan akreditasi seluruh program studi terus dibenahi.
“Sebagai Rektor, tentunya sangat bersyukur dan berbangga atas keberhasilan para mahasiswa atas komitmen dan kerjakeras yang telah ditunjukkannya selama lebih empat tahun terakhir. Selamat atas diwisudanya,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut ditetapkan penghargaan wisudawan berprestasi diberikan kepada Husain MPd dengan IPK 3,97 dari Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIM, Nurlaela SPd (3,94 dari Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Agama Islam).
Desi Ratnasari SAP (3,93, Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP), Uswatun Hasana SPd (3,93, PGMI FKIP), Erwin Sucipto SP (3,83 Agroteknologi Fakultas Pertanian).
Sriwahyuningsi SSi (3,7 Kimia FMIPA), Nur Rezki Cahaya ST 3,75 Teknik Elektro FT), Eka Desya Rhmadany SS 3,74 Sastra Inggris FSH) dan Fifi Febrianti SKep dengan IPK 3,73 dari prodi Keperawatan
Wisudawan berprestasi dengan lama studi tercepat selama 1 tahun 11 bulan Husain MPd dan paling lama 4 tahun 3 bulan.
Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Al Gazali UIM Dr KH Muammar Bakri Lc MA mewakili Ketua Yayasan Fatimah Kalla dalam tausiahnya di hadapan wisudawan menjelasan ada 3 kewajiban orangtua kepada anak.
Kewajiban itu yakni memberi nama yang baik untuk anaknya, mendidik dan menyekolahkannya serta menikahkannya.
“Sedangkan bagi orangtua cukup mengharapkan kepada anaknya bakti dan mendoakan orangtuanya. Dan yang utama narakter dan akhlak baik dari anak, bukan berapa uang yang diberikan,” jelasnya. (*)