Home / Komunitas / Teknologi

Selasa, 22 Februari 2022 08:09- WIB

Yayasan Hadji Kalla Bangun Reaktor Biogas untuk Duafa

Maros, Merata.Net – Yayasan Hadji Kalla meresmikan bantuan reaktor biogas untuk duafa dalam Program Kampung Iklim (Proklim) 2022. Program ini bekerjasama dengan Yayasan Rumah Energi yang bergerak dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat untuk lebih sadar tentang pentingnya konservasi energi melalui energi terbarukan dan gaya hidup hijau untuk menjamin ketahanan pangan dan energi.

Peresmian Program Kampung Iklim ini dilaksanakan di dua desa di Kabupaten Maros, yakni Desa Simbang dan Desa Sambueja, Senin (21/2/2022). Acara dihadiri oleh aparat desa setempat, Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros, Fasilitator Yayasan Rumah Energi serta Tim Bidang Kemanusiaan, Lingkungan dan Kesehatan Yayasan Hadji Kalla.

Program ini diinisiasi atas dasar krisis energi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Jika berbicara tentang energi, bisa dilihat bahwa dalam beberapa tahun ke depan, ketersediaan energi untuk berbagai macam kebutuhan akan semakin menipis, tidak akan selalu ada. Salah satu pengaruhnya adalah penggunaan sumber daya energi yang tidak terbarukan, dalam hal ini minyak dan gas.

“Dalam lima tahun ke depan, sebagai strategi nasional, energi yang dihasilkan oleh fosil ini sudah mulai menipis dan akan digantikan oleh energi listrik. Namun ada alternatif lain yang hari ini kita coba di rumah salah satu warga Desa Simbang ini, di rumah bapak Haeruddin, yakni reaktor penghasil biogas yang bisa kita hasilkan dari kotoran hewan seperti sapi. Dengan penggunaan energi minyak dan gas yang dikurangi, maka ada konversi energi lain yang bisa membawa manfaat baru,” jelas Sapril Akhmady, Manager Bidang Humanity & Enviroment Yayasan Hadji Kalla.

Baca Juga  Tuntaskan 95 Masjid di Polman, Relawan PHS Bergerak ke Majene

Fasilitator dari Yayasan Rumah Energi yang juga merupakan implementor dalam Proklim, Ros Lantara, menjelaskan, sejak tahun 2021 lalu Ia dan timnya telah melakukan banyak diskusi bersama dengan Yayasan Hadji Kalla terkait program ini. Lalu Ia mengirimkan proposal program yang ditindaklanjuti oleh Yayasan Hadji Kalla untuk membangun kolaborasi program. Program ini juga bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros.

“Pertama, kami lakukan survei kelayakan untuk program ini di dua desa, yakni Desa Simbang Dan Desa Sambueja, Kabupaten Maros. Pertama tentu kita lihat warga yang layak, di mana warga yang kita pilih adalah warga yang memiliki ternak sapi dalam jumlah yang cukup, 7 hingga 10 ekor atau bahkan lebih, di mana semua sapi dipelihara dalam kandang atau tidak berkeliaran. Hal itu untuk memudahkan nantinya saat kotoran sapi dikumpulkan. Setelah survei dan penentuan user (warga yang akan dibangunkan reaktor biogas), kita melakukan pra-konstruksi, letak bangunan dan penyesuaian dengan kandang sapi, lalu kemudian mulailah dilakukan pembangunan yang dikerjakan langsung oleh tukang ahli bersertifikat dari YRE. Model yang kami gunakan ini adalah model fixed dome ber SNI,” jelas Ros Lantara.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros., Muh Yusri Rasid, megapresiasi Yayasan Hadji Kalla karena telah memilih dua desa di wilayah Kabupaten Maros untuk menjalankan Program Kampung Iklim.

Baca Juga  Semarak Toyota Merdeka, Hadirkan Promo Dan Kolaborasi Brand Lokal

“Alhamdulillah, kami bersyukur atas program ini, tentu yang pertama adalah terima kasih kami kepada tim Yayasan Hadji Kalla yang dusah memilih desa kami untuk dijalankan Proklim ini, di mana kolaborasi dari para NGO yakni Yayasan Hadji Kalla dan YRE, bisa menjawab kebutuhan masyarakat terkait pengelolaan lingkungan. Dengan reaktor biogas yang dibangun ini, kita bisa mendapatkan sumber daya energi terbarukan dari pengolahan kotoran heawan. Kita berharap bantuan dari Yayasan Kalla ini bisa terus berkembang sampai kebanyak tempat, agar bisa menjawab kebutuhan masyarakat terkait energi untuk kebutuhan rumah tangga,” pungkasnya.

Haeruddin selaku user atau penerima manfaat dalam program ini mengaku senang rumahnya bisa dibanguni reaktor biogas. “Saya bersyukur sekali karena biogas ini sudah berfungsi dan kompor kami bisa menyala. Akhirnya kami tidak lagi harus menggunakan gas LPG yang harganya cukup mahal,” ungkapnya.

Haeruddin menjelaskan bahwa dalam sebulan Ia menghabiskan 3 hingga 4 tabung gas LPG ukuran 3 kilogram untuk kebutuhan memasak. Harga gas LPG ukuran 3 kilogram di Desa Simbang yakni Rp25 ribu rupiah, artinya dia dan keluarga mesti menyiapkan uang Rp75 ribu hingga Rp100 ribu setiap bulannya hanya untuk membeli gas LPG. Namun, sejak adanya reaktor biogas dibangun di rumahnya, Ia bisa menghemat uang yang sebelumnya untuk kebutuhan membeli gas, digunakan untuk kebutuhan lain dalam rumah tangga. (Jan)

Share :

Baca Juga

Komunitas

Hari ke-14, Relawan PHS Bergerak ke Mamuju

Bisnis

IndiHomeTV Perkuat Kolaborasi Strategis Bersama Pelaku Industri Kreatif Tanah Air, RANS Entertainment dan Taulany TV

Komunitas

Astra Grup Gelar Fun Mini Soccer Bersama Jurnalis Makassar

Komunitas

Ketua TP PKK Kota Makassar Hadiri Pemuda Fest, Ajak Pemuda Wujudkan Makassar Low Carbon City

Bisnis

Di Kabupaten Banggai, CEO XL Axiata Temui Langsung Pelanggan dan Retail Outlet

Komunitas

Plt Gubernur Sulsel Hadiri 63 Tahun Ormas MKGR

Indonesiaku

Danny Apresiasi Musda IKA Unhas Makassar, Persatukan Seluruh Alumni

Internasional

Poynter dan Meta Bermitra Berikan Dasar-dasar Pemeriksaan Fakta untuk Jurnalis di Asia Pasifik