MERATA.NET- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) dengan tema ”Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas”, di Kantor Dinkes Jl Perintis Kemerdekaan Makassar, Selasa (25/1/2022).
Kabid Kesmas Dinkes Sulsel, Andi Nurseha mengatakan HGN ini adalah momentum penting untuk mencegah kenaikan stunting dan menurunkan angka stunting seluruh wilayah Indonesia khususnya di Sulsel.
“Stunting bukan cuman masalah Dinas Kesehatan, tapi masalah kita semua sehingga sinergitas lintas sektor baik pemerintah maupun non pemerintah sangat kita butuhkan,” katanya dihadapan awak media.
Lebih lanjut dikatakan, Kenapa persoalan stunting ini tak hanya urusan Dinas Kesehatan, karena ketika berbicara anak-anak semua pasti inginkan anaknya sehat.
“Anak ini adalah aset bangsa kedepan jadi saya yakin dan percaya semua yang mau punya anak kita mau anak kita lebih sehat lagi,” tuturnya.
Sehingga pada momentum HGN 2022 ini ia mengajak untuk sama-sama berkomitmen u cegah stunting dan stop stunting di Sulsel degan sinergitas semua pihak.
Dia juga mengungkapkan untuk 2022 ada 240 lokus stunting dimana masing-masing kabupaten/kota itu 10 lokus.
“Kalau tahun lalu itu kurang lebih 85 lokus tapi untuk tahun ini kita 240 lokus mudah-mudahan ini bisa memaksimalkan aksi stop stunting untuk menurunkan prevalensi gizi stunting di Sulsel,” bebernya.
Sementara untuk angka stunting di Sulsel tahun pada 2021 mencapai 27, 4 persen. Angka ini diklaim selama tiga tahun terakhir menurun.
“Meskipun demikian memang masih belum mencapai target untuk 2021 karena target kita 24,59 persen target RPJMD sehingga kita masih punya tanggung jawab dan PR bersama masih 5,81 persen krn target 2022 itu 21,59 persen,” jelasnya.
Capaian itu, diketahui dari hasil survei nasional yakni daei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sistem aplikasi online pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Adapun langka Dinkes mencegah stunting selain sosialisasi dan seminar yakni menyebar luaskan informasi terkait apa itu stunting dan dampaknya.
“Kembali lagi sebenarnya dinas kesehatan itu Multi Kompleks bukan cuman adanya kalau kita berbicara gizi stunting itu hanya di kesda gizi tapi kita punya promosi bagaimana penyebar luasan informasi tentunya didukung teman-teman media, kita juga ada kesling tugasnya menyuarakan kabupaten/kota sehat kembali lagi stuntung itu fokus utamanya bagaimana pola asuh, pola makan dan sanitasi lingkungan,” tutup Andi Nurseha. (Dar)