MAKASSAR, MERATA.NET– Perebutan posisi ketua DPD Demokrat Sulsel dipastikan hanya diikuti oleh dua calon.
Mereka adalah mantan Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajufddin (IAS) dan petahana Ni’matullah RB (Ulla).
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan, Musda DPD Demokrat Sulsel kali ini harus menjadi momentum konsolidasi efektif untuk merebut kemenangan 2024.
“Saya senang bisa menyapa walaupun hanya melalui video, namun semangatnya sama-sama kita menyukseskan Musda di Sulsel. Kita tahu provinsi Sulsel merupakan provinsi yang besar, provinsi strategis yang memiliki keunikan dan keunggulan di Indonesia bagian timur,” ujar AHY melalui video zoom.
AHY menilai, Demokrat Sulsel harus menjadi motor pendorong dan motor kejayaan ke depan. Oleh karena itu melalui Musda ini ia berharap terjadi konsolidasi yang semakin efektif karena kita punya cita-cita yang sama Demokrat kembali besar, jaya di tahun 2024.
“Musyawarah ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi kita jadikan sebagai momentum untuk mempersatukan, bukan untuk memecah belah,” tegasnya.
Untuk itu ia mengajak seluruh peserta Musda DPD Demokrat Sulsel agar mengedepankan persatuan, keutuhan dan soliditas. Sebab, kata dia, dengan bersatu maka kemenangan menghadapi kontetasi 2024 akan mudah diraih.
Demisoner Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Ni’matullah menyatakan kesiapannya berhadapan dengan rivalnya Ilham Arif Sirajuddin di fit and proper test oleh DPP yang rencananya akan dilaksanakan pada Januari 2022 mendatang.
Ullah bahkan tidak mempermasalahkan
jika 16 dari 24 DPC Demokrat di Sulsel sepakat menolak Laporan Pertanggungjawaban (LPj) saat kepemimpinannya. Sebab hal tersebut sudah lumrah terjadi di sebuah organisasi.
“Musda yang lalu ada 12 DPC yang melawan atau tidak memilih saya, selama 5 tahun saya jadi ketua tidak ada saya katakan,” ungkap Ulla.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini mengatakan, dinamika seperti adanya penolakan LPj tidak mestinya menjadi aroma dendam yang tidak berpihak kepadanya.
Sebab, dirinya pernah membuktikan saat Musda lima tahun lalu terdapat 12 DPC yang tidak memilih dirinya menjadi Ketua DPD Demokrat Sulsel, namun tidak melakukan tindakan semena-mena atau dendam.
“Jadi kalau ada yang bertanya apakah saya bisa merangkul, saya ini tidak membiasakan diri untuk menyimpan dendam, kalaupun ada yang harus berganti itu rasionalisasi organisasi bukan karena faktor lain, tendensi lain atau faktor memilih atau tidak memilih itu tidak ada pada saya,” katanya.
Sementara itu, Calon Ketua DPD Demokrat Sulsel Ilham Arif Sirajuddin (IAS) percaya diri menghadapi tahapan uji kelayakan untuk mengungguli petahana, Ni’matullah.
“Pasti. Dengan disahkannya 16 dan 9 itu akan menjadi catatan. Tetapi, penolakan itu bukan penolakan dalam artian sesuatu untuk mencederai, semata-mata untuk perbaikan partai ke depan,” ujar IAS.
Dengan berbekal pengalaman mengelola dan menjalankan pemerintahan di Kota Makassar selama 10 tahun. IAS tidak hanya menjanjikan secara konsepsional tepi lebih kepada keyakinan.
“Saya juga punya catatan-catatan referensi tentang partai Demokrat. Saya kira Musda ini sudah selesai tahapan satu, tahapan kedua masuk ke fit and proper test,” kuncinya. (Jan)