MAKASSAR, MERATA.NET- Pewarta Foto Indonesia (PFI) Makassar resmi membuka pameran foto yang bertajuk “New Normal : Life After Pandemic” di Tokyo-Shibuya, Ground Floor, Phinisi Point (Pipo) Makassar, Senin (10/1/2022). Pameran ini berlangsung hingga 16 Januari mendatang.
Panitia Pameran, Moh Niaz Sharif mengungkapkan tujuan kegiatan ini selain menjadi program kerja dari PFI Kota Makassar, juga ingin ikut andil membantu pemerintah untuk mengedukasi serta memberikan informasi kepada masyarakat terkait virus Covid-19 dan bagaimana perjalanan virus Covid-19 sampai pada hari ini New Normal.
“Jadi sebagai profesi kami sebagai fotografer kita mencoba membantu dengan visual,” kata Moh Niaz Sharif.
Dia juga mengaku selain menampilkan karya dalam bentuk foto, pada tanggal 14 Januari mendatang, pihaknya juga akan melakukan diskusi fotografi. Pematerinya dari komunitas fotografi.
“Nantinya akan ada diskusi dan pematerinya dari teman-teman komunitas fotografi disandingkan sama teman-teman jurnalis dengan mengangkat teman bagaimana peran fotografer di era pademi hari ini,” jelasnya.
Dia juga menambahkan pada pameran ini PFI Makassar juga menampilkan karya fotonya dalam bentuk buku dikarenakan tempat tidak cukup untuk menampilkan semua karya foto mereka
“Lebih banyak foto-foto yang di buku ketimbang yang dipamerkan karena persoalan tempat dan panel yang tidak mencukupi jadi yang di buku lebih banyak,” pungkasnya.

Dalam pameran PFI Makassar ini ada 26 fotografer jurnalis se Kota Makassar yang terlibat. Serta ada 600 foto namun dikurasi sehingga sisa 162 foto yang dipamerkan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar, Mahyuddin yang membuka acara mewakili Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto sangat mengapresiasi pameran foto yang digelar oleh PFI Makassar.
Mahyuddin mengatakan apa yang ditampilkan ini merupakan rangkuman yang diceritakan bagaimana awal masuknya Covid-19 di Kota Makassar yang dihasilkan oleh bidikan lensa kamera PFI Makassar.
Mulai dari penanggulangan Covid-19, kehidupan sosial masyarakat serta bagaimana masyarakat beribadah dalam kondisi pandemi sampai bagaimana pemerintah turun untuk mengendalikan Covid-19.
“Ini memberikan gambaran bahwa sejarah Covid-19 bisa dirangkum dalam bentuk fotografi,” ucap Mahyuddin dalam sambutannya
Kegiatan ini juga, kata Mahyuddin, sebagai kegiatan untuk mengabadikan sejarah paling tidak kedepan anak cucu kita melihat bahwa ternyata Kota Makassar pernah ada musibah biologis yang terjadi.
“Inikan akan tersimpan secara digital maupun tersimpan dalam bentuk buku,” ujarnya.
Olehnya itu, Pemerintah Kota Makassar berharap kepada teman-teman pewarta foto agar tetap eksis menyampaikan berita dalam bentuk gambar (foto), tetap eksis memberikan masukan kepada pemerintah dalam bentuk gambar.
“Karena kejadian-kejadian atau hal-hal mereka bisa deskripsikan melalui gambar (foto) itu pasti akan membawa dampak atau memberikan masukan bagi pemerintah,” tandasnya. (Dar)