MAKASSAR, MERATA.NET – Hotel Claro Makassar bakal menghadirkan Food promo Sagu Day. Para tamu Hotel dapat menikmati berbagai jenis menu makanan dan snack berbahan sagu di hari weekend.
General Manager Hotel Claro, Anggiat Sinaga mengatakan, menu makanan berbahan sagu ini akan disajikan saat sarapan pagi dan snack di setiap harinya dan saat kegiatan meeting.
Menu diantaranya yakni, kapurung, Cookies Sagu, kue rangi, ka’do boddong dan berbagai jenis menu lainya.
“Kami akan hadirkan Sagu Corner di menu breakfast setiap Sabtu dan Minggu, karena ini bahagian dari dukungan kami terhadap makanan-makanan tradisional Sulsel khususnya makanan khas dari daerah Luwu Utara dan Palopo,” ujarnya, saat menggelar konferensi pers menu sagu Claro, Sabtu (15/1/2021) siang
Ia menuturkan, ide ini merupakan inisiasi dari Bupati Luwu Utara. Menurutnya, makanan yang diolah dari sagu akan menyehatkan tubuh dan bernilai ekonomis,
“Ini seratus persen inisiasi dari Bupati Luwu Utara. Memberikan saya tantangan untuk menghadirkan menu sagu di perhotelan dan restoran. Kita tahu makanan yang diolah dari sagu pasti Sehat dan ekonomis,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya menginginkan menjadi percotohan hotel-hotel lainnya di Makassar agar sagu dapat dikenal banyak orang.
“Kita ini menjadi contoh, semoga hotel lain juga bisa menyajikan makanan olahan sagu sehingga bisa dikenal oleh orang banyak,” tambah Anggiat
Pada kesempatan tersebut Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengatakan, sebagai pemerintah daerah wajib pemerintah melestarikan sagu sebagai wilayah produsen.
“Ini perlu dijaga karena sebelum beras menjadi bahan pokok, di Luwu itu secara umum makanan pokoknya adalah sagu. Kami berkewajiban untuk menjaga kelestarian bahan tanaman pangan ini,”
“pemerintah yang melindungi masyarakatnya itu salah satu makna dari pohon sagu dan yang kedua adalah dia adalah identitas dari kabupaten Luwu Utara jika sagu hilang maka sama dengan Luwu Utara tidak ada karena lambangnya adalah pohon sagu,” tambah Indah.
Indah mengatakan, sagu memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ini berpotensi memberika keuntungan besar bagi para petani sagu.
“Itulah kenapa kemudian kami berpikir untuk melakukan upaya budidaya memastikan sagu dalam kondisi apapun tetap ada di kabupaten Luwu Utara. Yang menjadi masalah disini adalah bagaimana merangsang petani kita supaya mau menanam dan membudidayakan sagu caranya adalah memastikan bahwa sagu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan memberikan keuntungan bagi petani yang membudidayakan sehingga mereka termotivasi untuk melakukan budidaya sagu setelah dibudidaya tentu saja harus ada jaminan pasarnya,” tutup Bupati Perempuan ini. (Jan)